Binatang Purba pun Tahu Arti Persahabatan

Judul : Dawn of The Dinosaurus
Sutradara : Carlos Saldanha, Mike Thurmeier
Pemain : Ray Romano, Dennis Leary, John Leguizaro
Genre : Animasi, Komedi, Keluarga
Produksi : Blue Sky Studios
Rating : 7/10





Manfred, Diego dan Sid, masih setia melanjutkan petualangan mereka. Kali ini dijamin lebih dahsyat karena melibatkan binatang purba yang kesohor dengan “kebesaran” tubuhnya; DINOSAURUS.

Meskipun sang Dino bernama Rudy, jangan sekali-kali memanggilnya atau mengajaknya bermain, karena dia superbuas.

Petualangan mereka berawal ketika ketiga sahabat tersebut dihadapkan pada karakter tokoh Diego, macan Sabertooth yang berjiwa petualang. Dia mulai merasa tidak cocok tinggal dan menetap dengan Manfred yang sibuk menanti kelahiran anak pertamanya dari pasangannya, Ellie. Usia yang menua ikut meresahkannya, sementara Manfred akan disibukkan dengan statusnya yang seorang ayah nantinya. Maka dengan berat hati Diego memutuskan hengkang.Sid, si lemur bawel juga mengalami hal yang sama. Dia merasa ketakutan seandainya Manfred, tidak peduli lagi padanya setelah kehadiran buah hati Manfred.

Secara tidak sengaja, suatu hati, Sid menemukan telor-telor yang awalnya tidak tahu kalau telor-telor tersebut adalah telor Dinosaurus bernama Rudy. Dia berencana merawat telor-telor itu hingga menetas dan menjadi single parent untuk merawat mereka hingga dewasa.Manfred yang mengetahui asal muasal telor tersebut langsung memperingatkannya agar segera mengembalikannya. Sayang, T-Rex, sang induk Dinosaurus keburu dating dan mengamuk. Parahnya lagi, ketika terjadi perebutan hak asuh itulah, Sid ikut terbawa ke sarang sang T-Rex.

Maka, demi persahabatan yang sudah mereka jalin, Manfred, Ellie dan si kembar idiot Crush dan Eddie menempuh petualangan baru dalam misi penyelamatan Sid hinga membawa mereka ke dunia bawah es.

Sementara Diego yang mengetahui musibah yang menimpa Sid dan usaha Manfred dan kawan-kawan, ikut bergabung dalam rombongan. Dalam perjalanan itu, mereka dibantu oleh Buck yang berperan sebagai pemandu mereka. Buck, si musang yang membantu mereka ternyata memiliki agenda balas dendam terhadap Rudy yang telah membuatnya kehilangan sebelah matanya.

Apakah misi mereka berhasil? Kecuali Anda menontonnya hingga akhir, pasti tahu jawabannya…

Sutradara dan para pengisi suara.

Ice Age 1 yang dirilis tahun 2002 disutradarai oleh Chris Wedge dibantu Carlos Sudanha, sineas yang menjadi sutradara Ice Age 2: The Meltdown (2006). Pada trikuel kali ini, giliran Carlos mendapat bantuan dari animator terkenal Mike Thurmeier sebagai sutradara kedua.

Pengisi suara tokoh-tokoh dalam Ice Age 3 masih sama seperti para pendahulunya, yakni: Ray Romano sebagai Manfred, Queen latifah mengisi suara tokoh Ellie, John Leguizaro sebagai Sid dn Dennis Leary sebagai Diego. Crash dan Eddie diisi oleh Sean William dan Josh Peck. Dan pendatang baru yang cukup memikat perhatian para sineas adalah actor komedi Inggris, Simon Pegg yang mengisi suara Buck.
Selengkapnya...

Zombi Meneror di Pegunungan Salju

Judul : Dead Snow
Sutradara
: Tommy Wirkola
Pemain : Lasse Vandal, Orjan Gamst
Genre : Horro, Gore
Produksi : Euforia
Rating : 6/10

Selama ini, khususnya gw, lebih banyak nonton film produksi Holly dan Bolly (duluuuuu banget!), ternyata membuat gw lupa kalau film produksi asing, seperti yang satu ini, sungguh jadi kepingin pindah haluan. Selidik punya selidik ternyata film produksi Norwegia ini cukup populer di eropa sana. Setelah merilis film Cold Prey, kini mereka menggebrak dengan filim terbaru dengan judul… (agak berlebihan sih, hanya saja gw selalu tertarik untuk membandingkan saja) Dead Snow; suguhan visual bercerita tentang teror Zombie yang, tentu saja, gemar memangsa manusia, termasuk Anda kalau saja kebetulan melewati pegunungan salju di mana para Zombie sedang beroperasi.

Yuk… kita intip ceritanya. Sekelompok mahasiswa kedokteran ceritanya nih, sedang berlibur di pegunungan salju. Mereka memutuskan tinggal di rumah Sara, kekasih si tokoh utama di film ini yang bernama Vegard (Lasse Vandal). Sama seperti remaja pada umumnya (moga aja Anda kagak termasuk), mereka menghabiskan liburan dengan bersenang-senang dan mabuk.

Seorang pengembara tua datang dan memperingatkan. Sudah bisa ditebak, mereka tidak menggubris. Sang pengembara tua bercerita; Konon, pada masa perang dunia kedua, tempat itu dijadikan markas pasukan Nazi untuk menyerang Inggris dan Rusia. Selama menghuni tempat itu tentara Nazi kerap melakukan kekejaman dan pembunuhan terhadap penduduk lokal.

Saat pemerintahan Nazi berhasil ditaklukan, para penduduk yang dendam memburu tentara Nazi untuk dibunuh. Namun, sekelompok tentara pimpinan Kolonel Herzog (Orjan Gamst) berhasil kabur dan bersembunyi di lereng gunung. Meskipun selamat, akhirnya mereka tewas oleh keganasan udara dingin pegunungan. Konon arwah mereka yang penasaran hingga kini masih gentayangan menuntut balas. Sialnya, kisah ini ternyata bukan isapan jempol belaka. Di waktu malam, arwah pasukan Nazi itu bangkit dengan wujud Zombie.

Melihat wilayah mereka “terjajah”, para mayat hidup ini kemudian meneror sekelopok remaja itu. Alhasil, Vegard dan teman-temannya yang keras kepala harus berjuang lepas dari amukan para Zombie yang memangsa korbannya secara brutal.

Mayat Lincah.


Film ini adalah karya panjang kedua, garapan sineas Norwegia, Tommy Wirkola. Sebelumnya dia membesut film pendek Australia berjudul Remake (2006) dan film panjang Kill Buljo : The Movie (2007), yang merupakan parodi film terkenal Kill Bill.

Alur cerita satu jam pertama digunakan Wirkola untuk membangun karakter para pemain inti. Sementara di setengah jam terakhir Anda akan disuguhkan adengan supergore ala film besutan George Romero, seperti Night of the Living Dead (1982) atau Dawn of the Dead (2004) yang asli sadis.


Berbeda dengan Zombie di film lainnya yang berjalan goyang dan letoy, dalam film ini mereka terkesan terlatih, layaknya tentara Nazi yang masih hidup.

Bila film horror Asia lebih menitiberatkan pada permainan suram, maka film-film seram Norwegia lebih banyak terpengaruh oleh film horor klasik kelas B (bebek) milik Hollywood. Jadi bisa jadi menu tambahan nih buat yang lagi nyari variasi menonton film horor…
Selengkapnya...

Dua Zaman, Satu Cinta

Judul : Love Aaj Kal
Sutradara : Imtiaz Ali
Pemain : Saif Ali khan, Deepani Padukone
Genre : Drama, Romance
Produksi : Illuminati
Rating : 7/10




Wah, postingan pertama ini gw pengen ngebedah sedikit saja film tentang kisah cinta dua anak manusia… di India sono. So Klise but it’s fine 4 me, cos that’s love for everyone.

Kita coba masuk ke film aja langsung….

Masalah yang kita alami mau nggak mau berpengaruh pada kehidupan asmara kita. Coba aja chek sendiri hehehehe… ini juga yang ingin digambarkan dalam film Love Aaj Kal yang bergenre, tentu saja drama romance. Namun meskipun zaman telah berganti, tetap saja cinta mereka tidak pernah lenyap ditelan zaman.

Di antara kisah cinta mereka yang nggak mulus itu, mereka mencoba untuk mengerti apa itu cinta sejati. Film ini terbagi menjadi dua kisah berbeda era yang saling berkaitan.

London, 2009 menjadi saksi kisah cinta Jai Vardhan Singh (Saif Ali Khan) dan Meera Pandit (Deepika Padukone). Cinta mereka dipenuhi oleh kemelut yang berhubungan dengan egoisme dan gairah anak muda yang masih ingin lepas dari ikatan yang notabene membuat masalah itu sendiri.

Karena keduanya masih ingin mengejar cita-cita, mereka memilih benua yang berbeda. Meera di Benua Asia, tepatnya ke kota kelahirannya New Delhi, sementara Jai memilih menetap di San Fransisco, Amrik. Cape dech, dua cinta yang harus dijalani jarak jauh membuat mereka memutuskan untuk bubaran saja dan bertekad menjadi sahabat sejati.

Nah, film ini juga menyajikan plot yang cukup menarik untuk kita simak. Yaitu, mundur 34 tahun di Calcutta, kisah cinta penuh kesedihan tengah terjadi. Dikisahkan seorang pria bernama Ver Singh jatuh cinta sama perempuan bernama Harleen Kaur (yaiya lah, masa ama laki...hehe). Sayangnya, Ver tidak berani mengungkapkan cintanya, boro-boro memperjuangkannya, hanya karena berbeda kasta yang menjadi isu sensitif untuk hubungan dua insan di India. Meskipun demikian, Ver berjanji akan menikahi Harleen, someday…

Kita kembali ke masa kini, pada saat Jai dan Ver mendapat kesempatan bertemu. Mereka bertukar kisah. Ver tidak mengerti kenapa Jai mengambil jalan untuk memutuskan hubungan cintanya dengan Meera, gadis pujaannya begitu saja. Sebaliknya, Jai menganggap tindakan Ver ketika masih muda sangat naif dan tolol. Pandangan mereka tentang; berhenti atau jalan terus ketika cinta terbentur persoalan memang berbeda. Namun, satu yang mereka inginkan dan coba dipahami bahwa kisah mereka berujung pada cinta sejati. Dan saat itulah mereka ingin memperbaiki kesalahan mereka di masa lampau atas keputusan masing-masing.

Well, menurut gw sih
plot ceritanyastandar… tapi tetep menarik kalo dah ngomongin film India yang mendayu-dayu dan lagunya…wehhhh bikin meleleh.

Film yang dalam bahasa inggris bertitle “ Love Now and Then” ini disutradarai oleh Imtiaz Ali, seorang sineas India peraih nominasi dua penghargaan festival film Awards of the International Indian Film Academy serta Filmfare Awards 2008 untuk karyanya yang berjudul Jab We Met (2007).

Ali mengatakan film Love Aaj Kal terinspirasi dari film Thailand berjudul Three Times. Ia merekrut Saif Ali Khan, bintang Bollywood tenar berpredikat aktor terbaik dalam Awards of the International Indian Film Academy 2007, dalam film berjudul Omkara (2006).

Dalam Love Aaj Kal, Saif berperan ganda sebagai tokoh Var Singh. Dia dipasangkan dengan model cantik Deepika padukone. Dalam film ini turut serta VJ MTV India dan Asia, Rahul Khanna, serta aktor senior Rishi Kapoor.


Tampil standar, belum tentu mudah untuk kita lewatkan film yang satu ini. Kenapa? Well sekali lagi cinta yang ingin disampaikan film ini cukup mudah : cinta tidak pernah tergerus darei zaman jebot ampe era komuinikasi tanpa batas (ini yang bikin gw sebel si Jai masak nggak mikir YM-an aja, kan lumayan ngilangin kangen!), dan ya, buat gw nggak perlu mikir rudet. Cukup tonton kisahnya dan nikmati lagunya sambil joget alakadarnya.
Selengkapnya...